Rabu, 18 November 2015

5 Hal yang Perlu Diingat di Natal

Christmas, 2015

Sering kita mendengar ungkapan seseorang yang sangat merindukan Natal. “Aku ingin di Natal ini gebetanku menerima cintaku, aku sudah mempersiapkan rencana untuk menembaknya” atau “Aku ingin di Natal ini merayakan malam yang spesial bersamanya”, atau “Aku harap natal tahun ini menjadi Natal yang tak terlupakan dalam hidupku”. Ungkapan-ungkapan seperti itu sering terdengar menjelang bulan Desember atau di saat awal bulan Desember. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan harapan-harapan itu. Cuman …. Orang-orang sekarang ini sudah lupa apa makna Natal yang sesungguhnya. Hal ini dikarenakan mereka terlalu fokus untuk memuaskan hasratnya sendiri. Berikut adalah hal yang perlu diketahui dan dimaknai lebih lagi dari perayaan Natal.
1.        Natal berarti merayakan kelahiran Tuhan Yesus, sang Juruselamat kita
Iya, setiap orang Kristen pasti menyadari hal ini. Namun, terkadang mereka lupa bahwa tanggal 25 Desember ini diperingati sebagai perayaan ulang tahun Yesus. Mereka lupa untuk memberikan ucapan , “Selamat ulang tahun, Yesus”. Mungkin Anda yang membaca juga tiba-tiba tersadar bahwa sebenarnya kelahiran dikaitkan dengan pertambahan usia. Sama halnya dengan kita, saat ini misalnya tanggal 15 November saya lahir. Berarti setiap tanggal itu saya diberi ucapan selamat ulang tahun. Demikian juga Yesus, Tuhan kita.
Ya mungkin agak sedikit kontroversi mengenai kapan sebenarnya kelahiran Tuhan Yesus. Ada yang mengatakan lahirnya Tuhan Yesus bersamaan dengan musim panas di Timur Tengah, yaitu pertengahan tahun. Karena pada Alkitab dikatakan orang majus sedang berada di gurun dan melihat bintang yang sangat terang. Padahal faktanya saat musim dingin, para gembala atau orang-orang tidak berada di gurun. Karena saat musim dingin gurun sangat dingin dan juga kabut sangat tebal sehingga bintang tidak kelihatan. Tapi saya tidak akan membahas hal itu. Tidak masalah kapanpun kita merayakan Natal, selagi hati dan pikiran kita tertujunya hanya pada Tuhan Yesus. Selagi motivasi kita adalah untuk merayakan kelahiranNya sang Juruselamat kira.

2.        Natal bukan menghiasi pohon natal dan sinterklas
Hal ini mungkin wajar karena dapat dijadikan simbolis untuk perayaan natal itu sendiri. Tapi mengapa pohon cemara??Mengapa sinterklas?? Tak adakah orang yang berniat membuat mainan Yesus atau menjadi badut dengan wajah Yesus yang mengasihi kita? Pernah pendeta saya bercerita tentang hal yang dialaminya. Saat itu dia pergi ke sebuah restoran pada hari Natal dan melihat seluruh pegawainya memakai topi sinterklas. Dengan iseng dia bertanya kepada salah satu pegawainya, “Mbak tau gak sebenarnya perayaan Natal itu apa? Kenapa semuanya memakai topi dan dandanan sinterklas?” . Lalu jawab pegawai itu,”Yang saya tahu Natal itu merayakan kelahirannya Sinterklas ya pak?”. Lalu pendeta saya hanya diam sambil tersenyum saja. Itu diceritakannya pada jemaatnya.
Dapat ditarik kesimpulan dari situ bahwa Sinterklas lah yang mendominasi perayaan kelahiran Tuhan Yesus ini. Siapa sebenarnya Sinterklas? Mengapa dia menggantikan peran Yesus menjadi pribadi yang mengasihi dan selalu memberi? Guys… Kita harus sadar ya bahwa ikon utama dalam natal ini adalah YESUS, bukan Sinterklas.

3.        Natal bukan sekedar memberi kado yang indah buat orang yang kita kasihi
Tidak ada salahnya kita memberi kado yang indah buat orangtua kita, saudara kita, pasangan kita, ataupun teman kita. Tapi kita tidak boleh terlalu terfokus pada hal tersebut. Imbasnya adalah setiap perayaan natal kita jadikan sebagai ajang tembak menembak, memberi kado dsb tanpa memahami apa arti Natal yang sesungguhnya.
Pernah saya temui teman saya yang sangat antusias untuk menyambut natal. Dia ingin menjadikan hari Natal itu menjadi hari pertama jadian dengan gebetannya. Dia sudah mempersiapkan semuanya. Dia pergi ke suatu acara malam Natal dimana orang-orang menyaksikan teater, tarian, dan juga sebagainya. Teman saya sudah membutakan dirinya bahwa Natal ini dia harus bisa mendapatkan orang yang dicintainya. Semua sudah disiapkannya dengan baik. Namun ternyata, gebetannya tidak siap untuk hal itu. Teman saya lalu kecewa dan menganggap itu adalah Natal terburuk selama hidupnya.
Dapat disimpulkan disini bahwa kita tidak bisa memberikan semuanya kepada manusia. Kita harus menyerahkan sepenuhnya pada Tuhan. Manusia pasti mengecewakan, tapi Tuhan tidak pernah mengecewakan. Berilah kado ucapan syukur di Natal ini bahwa kamu bersyukur orang yang kamu berikan kado tersebut pernah ada dalam hidupmu. Dia yang membuat hidupmu berarti.

4.        Natal bukan ajang untuk berpesta ria
Natal bukan perayaan untuk bersenang-senang memuaskan daging kita. Tapi hendaknya kita dapat memuaskan Dia. Ini dapat dilakukan dengan memberi lagu-lagu pujian pada Tuhan. Bukannya kita malah bersenang-senang, berhura-hura, bahkan ada yang melakukannya dengan hal-hal negatif. Itu salah besar. Kita dapat berpesta, tapi janganlah kita melakukan hal yang negatif dan tetap ada lagu-lagu pujian untuk Tuhan.

5.        Natal adalah pembaharuan diri kita menjadi lebih baik
Sering kita melupakan poin ini. Kita harus memaknai apa tujuan Tuhan Yesus lahir ke dunia? Tentu untuk menyelamatkan kita semua. Kita seringkali tidak melakukan evaluasi diri kita. Apakah selama ini kita sudah berkenan di hadapanNya atau tidak. Apakah kita sudah mengasihi sesama kita atau tidak? Tuhan tentu menginginkan kita anak-anakNya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan menjadi terang bagi sesama kita. Kita jangan hanya berharap sesuatu yang baik terjadi di hari Natal ini. Tapi usahakanlah kita yang menjadi lebih baik. Kita tidak hanya memberi kado dan ucapan Natal untuk orang yang kita kasihi sembari tersenyum dan mengatakan “aku mencintaimu” , tanpa perubahan yang signifikan dalam diri kita. Oleh karena itu mari kita maknai Natal ini dengan benar dan selalu bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dan ingatlah jangan mengharapkan sesuatu yang indah BUATMU di Natal ini, tapi berikan sesuatu yang indah buat Tuhan dan perbaiki dirimu menjadi lebih baik. Selamat Natal tahun 2015. Tuhan Yesus memberkati. J


-Yosua AS-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar