![]() |
Christmas, 2015 |
Sering kita mendengar ungkapan seseorang yang sangat merindukan Natal. “Aku ingin di Natal ini gebetanku menerima cintaku, aku sudah mempersiapkan rencana untuk menembaknya” atau “Aku ingin di Natal ini merayakan malam yang spesial bersamanya”, atau “Aku harap natal tahun ini menjadi Natal yang tak terlupakan dalam hidupku”. Ungkapan-ungkapan seperti itu sering terdengar menjelang bulan Desember atau di saat awal bulan Desember. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan harapan-harapan itu. Cuman …. Orang-orang sekarang ini sudah lupa apa makna Natal yang sesungguhnya. Hal ini dikarenakan mereka terlalu fokus untuk memuaskan hasratnya sendiri. Berikut adalah hal yang perlu diketahui dan dimaknai lebih lagi dari perayaan Natal.
1.
Natal berarti merayakan kelahiran Tuhan Yesus,
sang Juruselamat kita
Iya, setiap orang Kristen pasti menyadari hal ini.
Namun, terkadang mereka lupa bahwa tanggal 25 Desember ini diperingati sebagai
perayaan ulang tahun Yesus. Mereka lupa untuk memberikan ucapan , “Selamat
ulang tahun, Yesus”. Mungkin Anda yang membaca juga tiba-tiba tersadar bahwa
sebenarnya kelahiran dikaitkan dengan pertambahan usia. Sama halnya dengan
kita, saat ini misalnya tanggal 15 November saya lahir. Berarti setiap tanggal
itu saya diberi ucapan selamat ulang tahun. Demikian juga Yesus, Tuhan kita.
Ya mungkin agak sedikit kontroversi mengenai kapan
sebenarnya kelahiran Tuhan Yesus. Ada yang mengatakan lahirnya Tuhan Yesus
bersamaan dengan musim panas di Timur Tengah, yaitu pertengahan tahun. Karena
pada Alkitab dikatakan orang majus sedang berada di gurun dan melihat bintang
yang sangat terang. Padahal faktanya saat musim dingin, para gembala atau
orang-orang tidak berada di gurun. Karena saat musim dingin gurun sangat dingin
dan juga kabut sangat tebal sehingga bintang tidak kelihatan. Tapi saya tidak
akan membahas hal itu. Tidak masalah kapanpun kita merayakan Natal, selagi hati
dan pikiran kita tertujunya hanya pada Tuhan Yesus. Selagi motivasi kita adalah
untuk merayakan kelahiranNya sang Juruselamat kira.
2.
Natal bukan menghiasi pohon natal dan sinterklas
Hal ini mungkin wajar karena dapat dijadikan simbolis
untuk perayaan natal itu sendiri. Tapi mengapa pohon cemara??Mengapa
sinterklas?? Tak adakah orang yang berniat membuat mainan Yesus atau menjadi
badut dengan wajah Yesus yang mengasihi kita? Pernah pendeta saya bercerita
tentang hal yang dialaminya. Saat itu dia pergi ke sebuah restoran pada hari
Natal dan melihat seluruh pegawainya memakai topi sinterklas. Dengan iseng dia
bertanya kepada salah satu pegawainya, “Mbak tau gak sebenarnya perayaan Natal
itu apa? Kenapa semuanya memakai topi dan dandanan sinterklas?” . Lalu jawab
pegawai itu,”Yang saya tahu Natal itu merayakan kelahirannya Sinterklas ya
pak?”. Lalu pendeta saya hanya diam sambil tersenyum saja. Itu diceritakannya
pada jemaatnya.
Dapat ditarik kesimpulan dari situ bahwa Sinterklas lah
yang mendominasi perayaan kelahiran Tuhan Yesus ini. Siapa sebenarnya
Sinterklas? Mengapa dia menggantikan peran Yesus menjadi pribadi yang mengasihi
dan selalu memberi? Guys… Kita harus sadar ya bahwa ikon utama dalam natal ini
adalah YESUS, bukan Sinterklas.
3.
Natal bukan sekedar memberi kado yang indah buat
orang yang kita kasihi
Tidak ada salahnya kita memberi kado yang indah buat
orangtua kita, saudara kita, pasangan kita, ataupun teman kita. Tapi kita tidak
boleh terlalu terfokus pada hal tersebut. Imbasnya adalah setiap perayaan natal
kita jadikan sebagai ajang tembak menembak, memberi kado dsb tanpa memahami apa
arti Natal yang sesungguhnya.
Pernah saya temui teman saya yang sangat antusias untuk
menyambut natal. Dia ingin menjadikan hari Natal itu menjadi hari pertama
jadian dengan gebetannya. Dia sudah mempersiapkan semuanya. Dia pergi ke suatu
acara malam Natal dimana orang-orang menyaksikan teater, tarian, dan juga
sebagainya. Teman saya sudah membutakan dirinya bahwa Natal ini dia harus bisa
mendapatkan orang yang dicintainya. Semua sudah disiapkannya dengan baik. Namun
ternyata, gebetannya tidak siap untuk hal itu. Teman saya lalu kecewa dan
menganggap itu adalah Natal terburuk selama hidupnya.
Dapat disimpulkan disini bahwa kita tidak bisa
memberikan semuanya kepada manusia. Kita harus menyerahkan sepenuhnya pada
Tuhan. Manusia pasti mengecewakan, tapi Tuhan tidak pernah mengecewakan.
Berilah kado ucapan syukur di Natal ini bahwa kamu bersyukur orang yang kamu
berikan kado tersebut pernah ada dalam hidupmu. Dia yang membuat hidupmu
berarti.
4.
Natal bukan ajang untuk berpesta ria
Natal bukan perayaan untuk bersenang-senang memuaskan
daging kita. Tapi hendaknya kita dapat memuaskan Dia. Ini dapat dilakukan
dengan memberi lagu-lagu pujian pada Tuhan. Bukannya kita malah
bersenang-senang, berhura-hura, bahkan ada yang melakukannya dengan hal-hal negatif.
Itu salah besar. Kita dapat berpesta, tapi janganlah kita melakukan hal yang
negatif dan tetap ada lagu-lagu pujian untuk Tuhan.
5.
Natal adalah pembaharuan diri kita menjadi lebih
baik
Sering kita melupakan poin ini. Kita harus memaknai apa
tujuan Tuhan Yesus lahir ke dunia? Tentu untuk menyelamatkan kita semua. Kita
seringkali tidak melakukan evaluasi diri kita. Apakah selama ini kita sudah
berkenan di hadapanNya atau tidak. Apakah kita sudah mengasihi sesama kita atau
tidak? Tuhan tentu menginginkan kita anak-anakNya untuk menjadi pribadi yang
lebih baik dan menjadi terang bagi sesama kita. Kita jangan hanya berharap
sesuatu yang baik terjadi di hari Natal ini. Tapi usahakanlah kita yang menjadi
lebih baik. Kita tidak hanya memberi kado dan ucapan Natal untuk orang yang
kita kasihi sembari tersenyum dan mengatakan “aku mencintaimu” , tanpa
perubahan yang signifikan dalam diri kita. Oleh karena itu mari kita maknai
Natal ini dengan benar dan selalu bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik
lagi. Dan ingatlah jangan mengharapkan sesuatu yang indah BUATMU di Natal ini,
tapi berikan sesuatu yang indah buat Tuhan dan perbaiki dirimu menjadi lebih
baik. Selamat Natal tahun 2015. Tuhan Yesus memberkati. J
-Yosua AS-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar